Diskusi yang didahului pemaparan narasumber dilaksanakan sekitar 3 jam yang diakhiri makan siang dan dilanjutkan ibadah perayaan Natal ISEI Cabang Manado Sulawesi Utara.

Pembicara pertama Profesor Paulus Kindangen memaparkan perkembangan keterkaitan perdagangan dan pariwisata antara Indonesia dan khususnya Sulawesi Utara dengan Jepang. Menarik dikemukakan bahwa ekspor Sulawesi Utara ke Jepang relative lebih besar dibandingkan ke Korea Selatan, namun sebaliknya kunjungan wisatawan ke Sulawesi Utara relative lebih banyak dari Korea Selatan dibandingkan Jepang. Kemudian dikemukakan pula bahwa potensi wisatawan asal Jepang sangat potensial mengingat keinginan sebagian besar masyarakat Jepang terutama usia lanjut yang berjumlah lebih 30 % berkeinginan berwisata ke luar negeri; di mana mereka menguasai kekayaan sekitar 70 %. Tantangan mereka berkunjung ke Sulawesi Utara adalah sangat besar mengingat kapasitas finansial mereka yang besar memberikan konsekuensi untuk memiliki banyak pilihan negara atau daerah untuk berpesiar; di mana kualitas kepariwisataan menjadi faktor penting, seperti antaranya: obyek wisata yang unik, industri pendukung pariwisata yang berkualitas, budaya welcome, keamanan yang standar. Berikutnya dikemukakan bahwa upaya meningkatkan ekspor memiliki peluang untuk mengembangkan komoditas perdagangan yang sudah dilaksanakan. Pada sisi yang menentukan adalah pentingnya membangun kolaborasi internal terutama memantapkan optimalisasi pengembangan pariwisata dan perdagangan dalam keberlanjutan penerbangan langsung. Pastinya juga bahwa keberhasilan Kerjasama penerbangan akan memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan ekonomi daerah dan nasional.


Pembicara Bapak Andry Prasmuko Kepala Bank Indonesia Perwakilan Sulawesi Utara mengemukakan bahwa Kerjasama penerbangan langsung Manado-Narita perlu dijaga keberlanjutan disamping meningkatkan Kerjasama dengan daerah lain sebagaimana sukses dengan Manado-Tiongkok dan Manado-Korea Selatan bahkan dapat ekspansi ke Manado Australia dan lainnya. Berkaitan dengan prospek pertumbuhan ekonomi 2024 beliau optimis dengan angka sekitar 5,2-6,2 %; di mana pada 2023 tampaknya dapat optimis diatas 5 % sebagaimana trend triwulan I dan III yang sudah berlangsung diatas 5 % dan pada triwulan 2 bahkan diatas 6 % yang mana ketiga triwulan tersebut lebih tinggi dari nasional. Faktor pendorong pada 2024 dapat meliputi: Gelaran pemilu legislatif, pilpres, dan pilkada memberikan dampak terhadap peningkatan konsumsi masyarakat;  Peningkatan intermediasi perbankan melalui penyaluran kredit kredit modal kerja dan kredit investasi kepada pelaku usaha maupun kredit konsumsi kepada penerima bukan lapangan usaha (RT); Pemulihan sektor pariwisata didukung pembangunan hotel berbintang, pembukaan direct flight Manado – Narita serta aktivasi rute domestic; Peningkatan kinerja industri tercermin dari peningkatan impor barang intermediasi, penyaluran kredit produktif, dan penggunaan listrik kategori industri; dan Peningkatan realisasi investasi swasta untuk pembangunan proyek konstruksi. Disamping faktor penghambat atau tantangannya meliputi: Turunnya harga CNO sejalan dengan permintaan yang terbatas di tengah kondisi pasokan yang membaik; Berakhirnya stimulus PPnBM untuk pembelian kendaraan bermotor; Hambatan teknis dalam realisasi APBN di daerah terutama penyaluran TKD; dan Tren kenaikan impor luar negeri non migas, didorong peningkatan impor barang intermediasi.

Menurut Pak Andry bahwa pada 2023 faktor pendorong adalah: Pertumbuhan ekonomi global berpotensi lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya sejalan dengan perbaikan perekonomian US yang di tengah ekonomi Tiongkok yang melemah; Kenaikan inflasi tidak lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya; Peningkatan kunjungan wisman dan wisnus seiring dengan aktivasi rute domestik dan direct flight ke Tiongkok; Intermediasi perbankan terutama penyaluran kredit produktif terus menunjukkan peningkatan; dan Peningkatan investasi swasta terutama investasi pada sektor tersier, yakni Hotel dan Restoran serta Perumahan, Kawasan Industri dan Perkantoran. Adapun faktor penghambatnya adalah: Perlambatan konsumsi RT terutama Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau; Tren penurunan harga komoditas CNO sepanjang tahun 2022 diperkirakan berlanjut; Hambatan teknis dalam realisasi belanja APBN di Sulut, terutama TKD dan belanja modal; Tren kenaikan impor luar negeri non migas, didorong peningkatan impor barang intermediasi; dan Risiko penurunan bahan baku ikan seiring dengan migrasi perizinan kapal yang beroperasi di atas 12 mil ke pemerintah pusat.

Selanjutnya tanggapan dari Dr Tri Oldy Rotinsulu menyatakan setuju dengan yang dikemukakan oleh pak Andry Prasmuko terutama faktor pendorong dan penghambat serta pentingnya kolaborasi sebagaimana dikemukakan oleh Prof Paulus Kindangen. Tanggapan dari Prof Bet Lagarense secara tegas mengemukakan bahwa pentingnya menyiapakan secara baik obyek wisata sesuai pasar yang dikehendaki yang juga disampaikan oleh Prof Paulus Kindangen, disamping harus disiapkan komoditas yang bernilai tinggi untuk ekspor memanfaatkan jasa cargo pesawat; dicontohkan kemasan cendra mata yang unik dan berkualitas.

Pada intinya keberhasilan dari keberlanjutan Kerjasama penerbangan langsung semuanya sepakat untuk mengembangkan kolaborasi antar pemerintah provinsi dan kabupaten serta kota baik dalam lingkup Sulawesi utara maupun dengan daerah atau provinsi lain terutama tetangga seperti Maluku Utara, Gorontalo, Maluku, Papua Barat, Papua dan lainnya. Disamping Kerjasama dengan para pihak diluar pemerintah seperti dunia usaha, perguruan tinggi, dan lainnya terkait.

Tanggapan peserta diskusi juga sangat menarik menjelaskan mengenai pentingnya keberlanjutan Kerjasama penerbangan yang memiliki kaitan dengan pengembangan UMKM, ekonomi kreatif dan digitalisasi serta membangun Kerjasama dlam Pendidikan dan kebudayaan serta asosiasi bisnis antar kedua negara. Diskusi akhir tahun dimoderatori oleh Joy Elly Tulung sebagai Ketua ISEI didampingi ketua tim pakar ISEI Cabang Manado Vecky A J Masinambow sebagai perumus.  Kehadiran peserta juga beragam dari akademisi, perbankan, dunia usaha diluar perbankan, pemerintah daerah provinsi dan kabupaten serta kota, staf khusus Gubernur, OJK, dan mahasiswa. Kegiatan diakhiri Ibadah Natal bersama yang dipimpin Pendeta Recky Tafuama.